Oleh Pd.Md. Budi Utomo-KVMI

Banyak orang berpendapat bahwa Buddhisme 1) erat kaitannya dengan vegetarianisme. Benarkah demikian? Faktanya, banyak kaum Buddhis tidak bervegetarian. Kaum Buddhis wajib menjalankan Panca Sila 2), tapi banyak kaum Buddhis tidak mematuhi Sila pertama : “Jangan Membunuh”. Makan daging adalah penyebab pembunuhan hewan dan hal ini jelas-jelas sebuah pelanggaran atas Sila pertama.

Buddha Dharma 1) berbicara mengenai dukkha 3) dan bagaimana mengatasi dukkha. Marilah kita berbicara bagaimana mengatasi dukkha. Jika kita dapat mengendalikan hati dan pikiran kita, maka kita dapat menghadapi “tantangan” dukkha dan meraih “peluang” kedamaian dan kebahagiaan. Tapi jika kita makan daging, tidak akan pernah ada pengendalian diri dan tidak akan pernah ada kedamaian dan kebahagiaan.

Kaum Buddhis ingin menyelamatkan yang lain dari dukkha. Ini adalah semangat Boddhisatva. Boddhisatva, bagaimanapun juga, harus mengembangkan hati Metta atau Maitri. Metta berarti Kasih Sayang atau Welas Asih. Vegetarianisme mendukung upaya orang melaksanakan Metta dengan lebih baik.

“Selamatkan dirimu dahulu baru kemudian kamu dapat menyelamatkan yang lain”. Ini adalah semangat Arahat. Arahat, paling tidak, akan mematuhi Panca Sila untuk mengatasi dukkha. Sila pertama, sudah tentu, berbicara mengenai vegetarianisme.

Vegetarianisme adalah pondasi dasar untuk menjadi Boddhisatva dan Arahat pada saat yang bersamaan. Sebab kita menyelamatkan diri kita sendiri dari dukkha dan kita juga menyelamatkan makhluk hidup lain dari dukkha.

Tapi sebagian kaum Buddhis sering berkata, “Vegetarian? Sebuah ide lucu. Sapi vegetarian, tapi sapi tak pernah sampai ke Nirvana 4). ” Tapi kita adalah manusia bukan sapi. Jika kita merendahkan diri kita sendiri sebagai hewan pemakan daging dan membunuh untuk hidup, sesungguhnya kita membuang peluang yang sangat berharga untuk mengatasi dukkha. Faktanya, pembunuhan hewan adalah dukkha yang dapat dihindarkan dan pembunuhan hewan bertentangan dengan semangat Buddha Dharma yang menghargai setiap kehidupan.

Kaum Buddhis percaya bahwa Buddha selanjutnya adalah Buddha Maitreya atau Buddha Metteya. 5) Beberapa cendekiawan berkata bahwa Maitreya akan datang beberapa milyar tahun lagi berdasarkan kitab-kitab Buddhis. Tapi sebagian orang percaya bahwa Beliau akan datang segera sebab, faktanya, teknologi mempercepat tahun-tahun kedatangan Beliau. Teknologi Informasi, misalnya, telah menghancurkan batas-batas nasional dan tradisional dan hal ini akan memudahkan Beliau dalam melaksanakan Maha Karya Beliau. Salah satu Maha Karya Beliau adalah menyebarkan ajaran vegetarianisme. Saat ini, melalui teknologi informasi, banyak agama dan institusi yang menganut vegetarianisme.

Maitreya atau Metteya adalah sebuah kata yang diturunkan dari Maitri atau Metta, jadi vegetarianisme secara mutlak adalah karakter khusus Maitreya. Maitreya akan memberkati orang-orang yang bervegetarian, tidak memandang agama yang mereka peluk. Karena itulah sebagian orang menyebut Beliau sebagai “Maitreya” daripada “Buddha Maitreya”, sebab Maitreya adalah bukan hanya milik kaum Buddhis tapi juga milik setiap komunitas religius-vegetarian yang mengharapkan perdamaian dan harmoni di bumi ini.

Vegetarianisme sudah tentu adalah langkah awal memasuki Bumi Suci Maitreya 6). Manusia di Bumi Suci Maitreya akan melaksanakan kasih sayang dan welas asih terhadap hewan dan sesama manusia. Hewan dan manusia akan menjadi sebuah komunitas besar, hidup dalam perdamaian dan harmoni. Ini bukan sebuah dunia khayalan tapi sebuah dunia proses. Tergantung pada proses bagaimana kita menghentikan pembunuhan terhadap makhluk yang tak bersalah. Sebuah perjuangan terus menerus untuk membuat manusia sadar bahwa vegetarianisme adalah perihal kewarasan manusia dan juga perihal kesehatan serta lingkungan hidup.

1) Untuk istilah yang lebih tepat, kita akan memakai Buddha Dharma sebagai pengganti Buddhisme. Orang Barat menerjemahkan “Dharma” sebagai “isme”. Jadi Buddha Dharma diterjemahkan sebagai Buddhisme. Tapi sesungguhnya, Dharma lebih dari sekedar isme. Dharma berarti KEBENARAN. BUDDHA DHARMA adalah KEBENARAN dari seluruh PIKIRAN, segenap HATI, semua KATA dan segala PERILAKU BUDDHA.

2) Sila berarti Etika atau Peraturan. Panca Sila adalah 1] jangan membunuh 2] jangan mencuri 3] jangan berdusta atau menipu 4] jangan melakukan skandal seksual atau penyiksaan seksual 5] jangan mengkonsumsi segala sesuatu yang dapat menyebabkan ketergantungan (seperti alkohol, tembakau, opium, narkotika, dll). Tujuan dari Panca Sila adalah mencegah karma negatif.

3) Dukkha berarti penderitaan, kesakitan atau sesuatu yang menyebabkan kesedihan atau ketidakbahagiaan. Buddha selalu berbicara bahwa hidup adalah dukkha sebab manusia cenderung berbuat karma negatif. “Hidup adalah dukkha” bukanlah pemikiran negatif tapi sesungguhnya merupakan sebuah fakta nyata yang harus kita hadapi dan pecahkan dengan segenap upaya tulus kita.

4) Nir berarti tanpa, vana berarti keinginan (negatif), Nirvana berarti pemadaman keinginan (negatif). Dan keinginan (negatif) adalah penyebab dukkha, jadi kita dapat mengatakan bahwa Nirvana adalah kata lain dari “mengatasi dukkha”.

5) Buddha Siddharta Gautama Sakyamuni sendiri berbicara mengenai Maitreya sebagai Buddha selanjutnya. Maitreya mirip Mesias bagi orang Yahudi. Gerakan Maitreya populer di kalangan kaum Buddhis di India beberapa abad sebelum Masehi. Pada saat yang sama, gerakan Mesias populer di kalangan orang Yahudi. Mungkin Jalan Sutra adalah satu-satunya jawaban atas kemiripan ini.

6) Sebagian orang Yahudi percaya bahwa pada saat kedatangan Mesias, pada saat Kerajaan Ilahi terwujud di Bumi, orang-orang akan bervegetarian. Dan pengikut Maitreya mempercayai hal yang sama. Sebagian orang Yahudi masih mengharapkan kedatangan Mesias. Sebagian kaum Buddhis tidak hanya mengharapkan kedatangan Maitreya tapi juga mempersiapkannya, secara spiritual dan fisik, dengan membangun keluarga-keluarga Buddhis yang bervegetarian