An Exegesis of “Meat” in the New Testament

By: Richard Angelin

Perjanjian Baru berbicara sangat sedikit dalam hal daging sebagai makanan tambahan ataupun makanan pokok. Kata “daging” digunakan sebanyak 64 kali dalam Perjanjian Baru dan digunakan dalam konteks yang luas dan bervariasi. Ada 15 kata Yunani yang berbeda yang telah diterjemahkan sebagai “daging” atau perilaku memakan daging.

Dari 64 kata daging yang ditemukan dalam Perjanjian Baru ,tidak satupun yang secara eksplisit menunjukkan “makan daging hewan”. Kata-kata Yunani yang diterjemahkan sebagai daging seringkali merupakan makanan umum dan tidak berhubungan dengan daging hewan. Hal ini selaras dengan penggunaan kata “daging” di Injil ketika Tuhan menggunakan istilah “daging” pertama kalinya. Kita mempelajari definisi “daging” dalam Kejadian 1:29 “Dan Tuhan berkata, Camkan, Aku memberimu semua tumbuhan berbiji yang memenuhi seluruh bumi, dan semua pohon yang menghasilkan buah.. itulah ‘daging’ untukmu.” Jadi kata ‘daging’ dalam Kejadian harus dipahami dengan benar sebagai ‘makanan’.

Ketika makan daging dipahami sebagai pola makan yang diterima umum, maka muncul sebuah kontroversi. Sebagian orang bertahan pada pendapat bahwa seseorang boleh makan apa saja yang dia inginkan dan ia dapat tetap selaras dengan Injil, sedangkan yang lain meyakini bahwa teks Injil tertentu mengajarkan bahwa makan segala sesuatu yang bergerak adalah diperbolehkan. Dalam realitas, seseorang yang dibimbing Roh Kudus akan memahami bahwa makhluk hidup tertentu pada faktanya tidak dapat diterima sebagai makanan ketika semua fakta didapatkan dan ketika konteks Injil dipelajari.

1 Timotius 4:3,4

Saya berikan contoh. Apakah Roh Kudus yang membimbing orang Kristen mengatakan bahwa Injil memperbolehkan kita makan daging manusia (catatan : manusia termasuk makhluk hidup). Semua orang Kristen dengan rasa ngeri akan berkata “pasti tidak!” Bagaimanapun, kesimpulan ini adalah kesimpulan yang logis dan dapat diterima akal dan kita akan mengembangkannya untuk menjawab argumen makan daging yang digunakan oleh sebagian orang Kristen.

Saya akan menjelaskannya lebih lanjut. Mari kita beralih ke Yakobus 1:18 yang mengatakan “Melalui kehendakNya sendiri, Dia memberikan kebenaran bahwa kita seharusnya menjadi buah pertama dari makhlukNya.” Kata ‘makhluk’ jelas-jelas berbicara tentang manusia dan kata makhluk itu berasal dari kata Yunani ktisma yang artinya “sesuatu yang diciptakan”.

Sekarang mari kita beralih pada ayat Injil lain, 1 Timotius 4:3,4 “Mereka menerapkan pelarangan kawin, dan pelarangan makan daging, yang telah Tuhan ciptakan untuk diterima dalam thanksgiving (=perayaan syukur atas karunia Tuhan) oleh mereka yang percaya dan mengetahui kebenaran. Sebab semua makhluk Tuhan adalah baik, dan tak ada satupun yang ditolak, jika diterima dalam thanksgiving.”

Kebanyakan orang beranggapan bahwa Paulus sedang berbicara mengenai daging dikaitkan dengan konteks “Sebab semua makhluk Tuhan adalah baik” padahal kata daging itu diterjemahkan dari kata Yunani broma yang secara literatur berarti “makanan yang dimakan”.

Kita juga baru saja mempelajari bahwa kata yang digunakan untuk makhluk di sini dapat berarti manusia, karena itu apakah dapat disimpulkan dari ayat ini bahwa Paulus sedang memberikan izin untuk kanibalisme (manusia makan manusia).

Apakah Anda melihat betapa berbahayanya opini pribadi dalam konteks sebuah ayat. Seseorang harus melihat sebuah ayat dengan konteks yang lebih besar. Seseorang dapat menarik kesimpulan apapun yang dia harapkan dari Injil dengan tidak mempelajari konteks yang sedang ia baca.

Jika kita membaca dengan teliti ayat 1 Timotius 4:3,4 ini dan mengganti kata ‘daging’ dan ‘makhluk’ dengan kata Yunani yang sebenarnya yaitu ‘makanan’ (broma) dan ‘yang diciptakan’ (ktisma), kita memperoleh sebuah pemahaman yang sangat berbeda dari pemahaman kebanyakan orang.

Ayat 1 Timotius 4:3,4 ini akan terbaca sebagi berikut: “Mereka menerapkan pelarangan kawin, dan pelarangan makan ‘makanan’, yang telah Tuhan ciptakan untuk diterima dalam thanksgiving (=perayaan syukur atas karunia Tuhan) oleh mereka yang percaya dan mengetahui kebenaran. Sebab semua ‘yang diciptakan’ Tuhan adalah baik, dan tak ada satupun yang ditolak, jika diterima dalam thanksgiving.”

Paulus sebenarnya sedang merujuk pada pengaruh dan kecenderungan puasa yang menyebarluas di dalam gereja (catatan redaksi : saat puasa orang dilarang makan dan berhubungan seksual/kawin). Puasa melarang manusia makan makanan tertentu yang diperbolehkan secara keagamaan untuk dimakan pada hari biasa. Pelarangan makan makanan tertentu pada kepercayaan tertentu pada masa rasul Paulus itu yang mendapat peringatan dari rasul Paulus. Sebab manusia yang melarang kawin dan makan makanan tertentu yang diperbolehkan perlu dipertanyakan kebenarannya dan pelarangan itu bertentangan dengan kebijakan dan kehendak Tuhan.

Setelah kita mempertimbangkan segalanya, Paulus sesungguhnya tidak sedang menunjuk pada makan daging, tapi sedang meyakinkan kita untuk tidak mendengarkan guru palsu yang mengkhotbahkan puasa sebagai keharusan.

Roma 14

Ayat ini sering digunakan oleh orang Kristen carnivora yang ingin makan semua jenis makhluk hidup. Ayat ini menyebutkan:”Sebab seseorang yang beriman boleh makan semua: yang lain, yang lemah, makan tumbuhan. Jangan biarkan seseorang yang makan menghina yang tidak makan; dan jangan biarkan seorang yang tidak makan menghakimi yang makan; sebab Tuhan telah menerimanya. Saya tahu dan dinasihati oleh Tuhan Yesus, bahwa tidak ada satupun yang tidak bersih dengan sendirinya; kecuali Dia sendiri yang memutuskan bahwa sesuatu tidak bersih.” Roma 14:2,3,14.

Apakah teks yang menjadi bukti kuat bagi banyak pemakan daging sungguh-sungguh membuktikan bahwa Tuhan memperkenankan kita makan apapun yang kita ingini? Saya yakin bahwa telaah mendalam berikut ini akan mengungkapkan hal yang sebaliknya.

Apakah “semua” berarti SEMUA

Kalimat pertama yang perlu kita pelajari terdapat di ayat 2 yang menyebutkan: ” Sebab seseorang yang beriman boleh makan semua: yang lain, yang lemah, makan tumbuhan.”

Mari kita telaah apa yang C.H. Spurgeon katakan mengenai kata “semua”. “Seluruh bumi mengikutiNya. Apakah seluruh bumi mengikuti Kristus? Kemudian semua orang Yudea mengikutinya dan dibaptis olehnya di sungai Yordan. Apakah semua orang Yudea atau semua orang Yerusalem dibaptis di sungai Yordan? Apakah seluruh bumi berarti semua orang? Kata ‘bumi’ dan ‘semua’ dipakai sebagai kiasan saja di Injil, kata semua jarang berarti semua orang, tapi berarti sekelompok individu. Kata-kata ini dipakai untuk menunjukkan bahwa Kristus telah menebus sebagian dari orang Yahudi, sebagian dari orang non Yahudi, sebagian dari orang kaya, sebagian dari orang miskin, dan penebusanNya tidak terbatas pada Yahudi saja atau non Yahudi saja.” (C.H. Spurgeon dalam sebuah khotbah mengenai Penebusan Tertentu).

Bukankah arti “semua” yang tidak berarti semua ini yang dipakai Paulus? Pertimbangkan bahwa konteks dari ayat ini bukan mengenai makanan yang tidak bersih dan tidak bersih tapi mengenai mengubah penghakiman atas pola makan. Sangat mungkin sekali Paulus sedang berupaya memberikan perintah baru mengenai apa yang bersih dan yang tidak bersih.

Pertimbangkan bahwa orang Yahudi mempunyai pola makan ‘kosher’ (=bersih, halal, suci, dan sejenisnya) yang ketat, dan mereka tidak menentang Paulus sehubungan dengan ajaran Paulus mengenai pola makan, sangat mungkin Paulus mengajarkan bahwa apa yang dia kira tidak bersih (yaitu makanan kosher yang dipersembahkan kepada berhala) secara mukjijat menjadi bersih.

Sekali lagi, seperti di 1 Timotius, jauh lebih mungkin bahwa Paulus sedang berbicara mengenai makanan ‘kosher’ yang dipersembahkan pada berhala, atau praktek puasa ritual atas makanan tertentu yang mana makanan itu makanan kosher pada hari biasa.

“Tidak bersih”

Kata berikutnya yang perlu kita telaah untuk memperoleh gambaran yang tepat atas pernyataan Paulus adalah kata “tidak bersih”. Kata ini diambil dari kata Yunani koinos yang secara literatur berarti “umum” atau “biasa”. Kata ini dipakai secara bervariasi dan diterjemahkan sebagai biasa, tidak bersih, tercemar, dan tidak suci.

Salah satu contoh penggunaan kata koinos ini adalah pada Markus 7:2: “Dan ketika mereka melihat sebagian muridNya makan roti dengan tangan koinos (= tidak bersih), dengan kata lain, dengan tangan yang tidak dicuci lebih dulu, mereka menemukan kesalahan.”

Petrus juga menggunakan kata koinos di Kisah Para Rasul 10:14:”Tapi Petrus berkata, tidak, Tuhan: sebab aku tak pernah makan segala sesuatu yang koinos (=tidak bersih, haram).” Ayat yang kita telaah adalah Roma 14:14 yang menyebutkan: “Saya tahu dan dinasihati oleh Tuhan Yesus, bahwa tidak ada satupun yang koinos (=tidak bersih,haram) dengan sendirinya; kecuali Dia sendiri yang memutuskan bahwa sesuatu koinos (=tidak bersih,haram).”

Bukti bahwa Paulus di ayat ini sedang berbicara mengenai makanan yang tidak bersih seperti daging babi sangat kecil, bahkan tidak mendapat dukungan dari Perjanjian Baru secara keseluruhan. Tak ada perintah eksplisit yang menyatakan bahwa daging yang tidak bersih / haram menjadi bersih/halal setelah penyaliban Yesus di bukit Kalfari.

Penggunaan kata koinos oleh Paulus ini paling mungkin dihubungkan dengan konteks makanan ‘kosher’ (baik yang sayuran maupun daging), yang dipersembahkan kepada berhala. (catatan redaksi : orang Yahudi percaya bahwa makanan kosher/halal yang dipersembahkan kepada berhala akan berubah menjadi tidak kosher/haram).

Kita memiliki beberapa contoh dalam Perjanjian Baru dari kemungkinan konteks ini seperti 1 Korintus 8:7,10 “Tidak semua orang tahu bahwa orang yang beriman pada berhala sepenuh hatinya pada saat dia makan berarti telah makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dan kesadaran mereka akan menjadi lemah dan tercemar. Sebab jika ada orang yang melihat kamu , yang berpengetahuan, memakan daging di kuil berhala, maka bukan kesadaran mereka yang lemah, yang mendorong kamu untuk memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala.”

Ketidakbersihan tidak menyangkut makanan itu secara fisik tapi menyangkut sudut pandang orang yang mengimaninya. Orang Kristen yang “lemah” percaya bahwa mereka tidak seharusnya makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dan menghindari makanan sejenis itu. Sepanjang dia memegang teguh keyakinan itu, maka makan makanan yang dipersembahkan berhala bagi dirinya adalah salah. Dia akan dianggap bersalah, dipandang dari suatu sudut pandang, tapi juga tidak benar bahwa dia melanggar apa yang dia yakini. Makanan yang kaum “lemah” hindari namun kaum “kuat” izinkan, bukanlah jenis makanan yang tidak bersih secara alami tapi tidak bersih karena iman mereka yang tercemar (lihat ayat 23).

Paulus tidak sedang menyamaratakan semua jenis makanan. Penafsiran harus dibatasi pada konteks makanan tertentu yang sedang dibahas dan kepada problem spefisik yang sedang dihadapi rasul Paulus, yaitu, pendekatan simpatik atas kesadaran mereka yang belum sepenuhnya sadar yang mencegah mereka makan makanan tertentu.

Sebaiknya kita tidak keluar dari konteks. Pesan dari Roma 14 bukanlah mengenai kebebasan makan apapun yang bergerak dan kebebasan melanggar hari Sabat , tapi mengenai jangan menghakimi orang lain yang belum memahami sepenuhnya apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dimakan, dan belum memahami pada perayaan apa yang penting dan perayaan apa yang tidak penting untuk memuja Tuhan.

Kisah Para Rasul Pasal 10

Pasal ini nampaknya mendukung makan daging bagi yang membacanya secara serius namun karena Perjanjian Baru tidak mendukung makan daging maka mereka yang menggunakan pasal ini berupaya keras untuk mempertahankan dan memuaskan nafsu makan bangkai mereka. Argumennya adalah sebagai berikut: “Dalam ayat 11 sampai 14 Tuhan menunjukkan daging haram yang sekarang telah menjadi halal. Kemudian Petrus berkeberatan memakan daging yang haram dan Tuhan bersabda agar Petrus tidak membantah Perintah Tuhan dan Tuhan bersabda apa yang Tuhan katakan halal jangan kau katakan haram (ayat 15).”

Ada dua hal yang terabaikan oleh mereka yang memakai ayat ini sebagai dalih untuk perintah pola makan. Pertama, mereka mengabaikan konteks ayat ini bahwa ayat ini bukan mengenai pola makan tapi mengenai penerimaan orang Non Yahudi ke dalam komunitas Kristen. Mereka mengabaikan bahwa visi yang Petrus lihat adalah bersifat simbolik semata. Dalam wahyu simbolik kita jangan melihat simbol sebagai hal yang paling penting tapi seharusnya melihat bahwa simbol sebagai sarana untuk memahami kebenaran tertentu. Kedua, mereka mengabaikan bahwa Petrus sendiri menjelaskan makna visi itu dengan sangat jelas, dan Petrus tidak sedang berbicara mengenai makanan daging yang haram.

Ayat 28 memberikan penafsiran atas penglihatan Petrus: “Dan dia [fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”][Petrus] berkata kepada mereka: ‘Kamu tahu bahwa orang Yahudi tidak diperbolehkan untuk bersahabat dengan orang bukan Yahudi, atau mengunjungi rumah bangsa lain; tapi Tuhan telah memberikan petunjuk kepadaku bahwa aku tak boleh menyebut orang lain sebagai haram atau tidak bersih’.”

Jika ayat ini digunakan untuk mendukung makan daging haram maka ayat ini sesungguhnya ayat ini tak mendukung hal itu sama sekali. Tidak makan daging haram adalah karateristik yang paling khas dari orang Yahudi, dan yang menjadi pembeda, yang dipegang teguh oleh Petrus. Tidak makan daging haram telah menjadi isu mendasar antara bangsa Yahudi dan Siria dalam Perang Maccabe, sebuah isu yang membuat orang Yahudi mempertaruhkan nyawanya untuk itu.

Menyarankan agar orang Kristen menghentikan pola makan yang telah diyakini begitu dalam hanya karena mengikuti rengekan orang banyak yang menghendaki makan daging adalah sebuah kejadian tragis yang sungguh sulit untuk dibayangkan, apakah ada dukungan atas saran itu? Dukungan semacam itu tak ada dalam Kitab Suci.

Mereka yang mencoba untuk menghilangkan aturan pola makan halal juga mengabaikan fakta bahwa rancangan hewan halal dan haram tidak dibuat di Gunung Sinai (Nabi Musa), tapi telah dibuat jauh sebelumnya pada masa purba. Semuanya akan kembali pada masa Nabi Nuh ketika mulai ada perbedaan antara hewan yang halal dan haram (Kejadian 7:2), dan tak ada alasan kuat untuk tidak mempercayai bahwa pembedaan itu juga telah ada pada masa Taman Eden (Adam). Jadi tidak ada dasar yang memuaskan yang dapat dipakai bahwa aturan makanan haram telah dihilangkan yaitu ketika aturan perayaan keagamaan Yahudi berakhir di kayu salib.

Dalam menafsirkan penglihatan/visi, seseorang harus berusaha mengerti maksudnya, meskipun visi itu diberikan dalam tatanan kelaparan fisik, tidak berarti visi itu sedang berbicara tentang makanan, visi itu berbicara tentang manusia. Visi itu berbicara mengenai roh manusia, roh semua manusia, dan kelaparan rohani yang melanda manusia itulah yang dirasakan Petrus.

Kesimpulan

Saya menjelaskan fakta bahwa secara mutlak tak ada perintah yang menyarankan bahwa makan daging haram diperbolehkan dalam ayat kontroversial seperti Roma 14. Sangat masuk akal untuk menyimpulkan bahwa Tuhan tahu yang terbaik untuk manusia ketika Tuhan memberikan pola makan vegetarian di Taman Eden dan ketika Tuhan memberikan hukum pola makan sebagai syarat agar manusia dapat hidup suci di hadapan Tuhan. Manfaat kesehatan dari pola makan kosher (=halal) telah dibuktikan dalam era modern kini, dan memberikan bukti kuat bahwa Tuhan tahu yang terbaik untuk manusia. Tuhan tidak sedang mencoba membatasi kita dengan memberikan hukum mengenai kesehatan, justru Tuhan sedang memperlihatkan kasih Ilahi yang abadi untuk kita yang mana hanya sedikit dari kita yang memahaminya. Tuhan sedang memperlihatkan kepada kita betapa Tuhan sangat mengasihi kita dengan memberikan jaminan sebuah hidup yang panjang dan sehat bila kita mengikuti prinsip-prinsip Ilahi.

64 Pemakaian Kata “Daging” dalam Perjanjian Baru

Diterjemahkan sebagai “daging” secara langsung dari kata Yunani (sebanyak 43 kali)

1033 Broma Pemakaian : 16 kali Arti literatur : sesuatu yang dimakan
1034 Brosimos Pemakaian : 1 kali Arti literatur : dapat dimakan
1035 Brosis Pemakaian : 7 kali Arti literatur : (1) perilaku memakan (2) sesuatu yang dimakan, makanan, (2a) makanan yang termasuk makanan roh
4371 Prosphagion Pemakaian : 1 kali Arti literatur : (1) sesuatu yang dimakan dengan roti (1a) ikan rebus atau ikan panggang
4620 Sitometron Pemakaian : 1 kali Arti literatur : sebuah porsi takaran dari bebijian atau makanan
5132 Trapeza Pemakaian : 1 kali Arti literatur : sebuah meja dimana makanan ditaruh, sebuah tempat makan
5160 Trophe Pemakaian : 13 kali Arti literatur : makanan, hidangan
5315 Phago Pemakaian : 3 kali Arti literatur : makan, mengambil makanan, makan sebuah hidangan, mengganyang, mengkonsumsi

Diterjemahkan sebagai “daging” secara tidak langsung (sebagai imbuhan) dari kata Yunani (sebanyak 19 kali)

345 Anakeimai Pemakaian : 6 kali Diterjemahkan sebagai “duduk untuk makan daging” padahal arti literaturnya “duduk di depan meja, makan bersama, makan”
347 Anaklino Pemakaian : 2 kali Diterjemahkan sebagai “duduk untuk makan daging” padahal arti literaturnya “bergantung, berbaring, bersandar”
377 Anapipto Pemakaian : 2 kali Diterjemahkan sebagai “duduk untuk makan daging” padahal arti literaturnya “berbaring, bersandar pada sebuah meja, duduk”
1494 Eidolothuton Pemakaian : 1 kali Diterjemahkan sebagai “duduk untuk makan daging” padahal arti literaturnya “persembahan kepada berhala, daging yang tersisa dari persembahan kaum kafir.”
2621 Katakeimai Pemakaian : 3 kali Diterjemahkan sebagai “duduk untuk makan daging” padahal arti literaturnya ” bersandar, bersandar pada sebuah meja (dalam kaitannya untuk makan)”
2625 Kataklino Pemakaian : 4 kali Diterjemahkan sebagai ” duduk dengan dia untuk makan daging” padahal secara literatur uot;bersandar bersama, merayakan bersama”

Penerjemah Kitab Suci dalam bahasa Inggris menambahkan sendiri kata “daging” padahal di Kitab Suci berbahasa Yunani tidak ada kata tersebut (sebanyak 2 kali):
1) Matius 15:37
2) Markus 8:8[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]